Gubernur: Kereta Gantung tak Ganggu ‘Tracking’ Rinjani
MATARAM – Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Zulkieflimansyah, meminta warga dan semua pihak bijak menyikapi rencana pembangunan kereta gantung yang mengambil latar Taman Nasional Gunung Rinjani.
“Jangan sesuatu yang baru kemudian jadi polemik. Kalau sesuatu pembangunan itu ada negatif dan positif, pasti iya. Tapi jangan lantas negatif itu ditonjolkan, terus kita kehilangan gambaran dari proses pembangunan kereta gantung itu,” ujarnya, di Mataram, Senin (27/1/2020).
Gubernur menjelaskan, rencana pembangunan kereta gantung itu sudah lima tahun tak berjalan di Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, lantaran persoalan kewenangan yang telah berganti dari kabupaten ke provinsi.
Namun, menurut Gubernur, setelah kewenangannya beralih provinsi, ternyata rencana proses pembangunan kereta gantung menjadi lebih cepat, karena analisa studinya sudah bagus.
“Tentu kita memahami cara pandang ahli-ahli yang melihat faktor lingkungan. Jangan sampai merusak hutan, sehingga menjaganya pun menjadi keharusan,” ucapnya.
Gubernur menegaskan, pembangunan kereta gantung tersebut berada di luar kawasan konservasi.
“Kalau konservasi kita semua sepakat tidak akan ada. Apa pun itu atas nama investasi, siapa pun kita tidak akan kita melanggar aturan. Tapi kalau ada di sela itu luar kawasan konservasi dan itu boleh secara aturan serta tidak melanggar, ya tentu kita juga tidak lantas teriak menolak,” tegas Bang Zul.
Menurut Bang Zul, pemerintah tidak bisa melarang investor berkeinginan berinvestasi, apalagi investor melihat peluang pada 2021, Lombok akan menjadi tuan rumah ajang bergengsi di dunia, MotoGP.
“Jadi rupanya investasi ini pintar melihat pasar. Karena akan ada ratusan ribu orang datang melihat MotoGP di Lombok Tengah. Dan, apa iya selamanya orang yang datang itu melihat MotoGP, tentu juga tidak, mereka yang datang itu perlu juga disuguhkan sesuatu yang lain, sehingga kehadiran kereta gantung ini menemukan pasarnya sendiri,” jelasnya.