Kasus Antraks di Gunungkidul Diklaim Terakhir Terjadi Desember 2019

Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, DIY, mengubur bangkai sapi untuk mengantisipasi kasus antraks – Foto Ant

JAKARTA – Kasus antraks pada manusia, yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, terakhir dilaporkan terjadi pada 31 Desember 2019. Dalam laporan tersebut tidak ada data kematian.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyebut, warga Gunungkidul yang positif tertular penyakit antraks ada 27 orang.

Data tersebut sesuai yang terakhir dilaporkan pada 31 Desember 2019. Nadia menyebut, terdapat 607 orang terpapar, atau punya riwayat kontak dengan hewan berpenyakit antraks. Termasuk diantaranya yang makan daging sapi atau kambing pada periode tersebut. Dari sejumlah itu, sebanyak 96 orang suspect antraks, yaitu diduga mengalami penyakit antraks.

Hal tiu dilihat dari gejala seperti diare, penyakit kulit, dan batuk pilek. Kemudian dari 96 orang diduga antraks, sebanyak 27 orang dinyatakan positif, dan tidak ada yang meninggal dikarenakan penyakit antraks. Satu dari 27 orang yang dinyatakan positif antraks tersebut meninggal dikarenakan penyakit meningitis. “Jadi, 27 orang total semuanya, satu meninggal tapi bukan karena antraks, karena meningitis,” kata Nadia, Kamis (16/1/2020).

Kematian yang diakibatkan oleh antraks hanya terjadi pada hewan ternak. Tercatat ada tiga ekor sapi dan enam ekor kambing. Mengingat kejadian yang dilaporkan sudah sejak Desember 2019, Kemenkes bersama dengan dinas kesehatan dan dinas peternakan daerah setempat, telah melakukan beberapa penanganan.

“Sejak 6 Desember, sudah dilakukan penyelidikan epidemologi terkait antraks, sudah diberikan pengobatan profilaksis yaitu dengan antibiotik kepada 607 orang yang terpapar di dua dusun di Kabupaten Gunung Kidul,” tambahnya.

Lihat juga...