Kurs Yuan Merosot Dampak Virus Corona
TOKYO – Kurs yen melonjak dan yuan jatuh di perdagangan luar negeri pada Senin pagi, karena kekhawatiran, bahwa Cina sedang berjuang membatasi penyebaran virus mirip-pneumonia yang memicu serangan penghindaran risiko (risk-off).
Mata uang Jepang sering dicari sebagai tempat berlindung yang aman di saat ketidakpastian, naik ke tertinggi dalam hampir tiga minggu terhadap dolar, sementara yuan jatuh ke level terendah sejak 8 Januari.
Kabinet Cina mengumumkan akan memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek hingga 2 Februari, untuk memperkuat pencegahan dan pengendalian virus korona baru, lapor lembaga penyiaran negara CCTV, Senin pagi. Liburan akan berakhir pada 30 Januari.
Hong Kong juga telah melarang masuknya pengunjung dari provinsi Hubei, Cina, tempat wabah virus korona baru pertama kali dilaporkan, menyoroti kesulitan yang dihadapi para pejabat selama musim perjalanan puncak.
Otoritas kesehatan di seluruh dunia berlomba untuk mencegah pandemi virus, yang telah menginfeksi lebih dari 2.000 orang di Cina dan menewaskan 76 orang.
Ada kekhawatiran, bahwa pengeluaran pariwisata dan konsumen bisa mendapat pukulan jika virus menyebar lebih jauh, yang akan mencegah investor mengambil risiko berlebihan.
“Ada banyak ketidakpastian tentang seberapa jauh virus ini akan menyebar, dan ini di balik pergerakan mata uang,” kata Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities di Tokyo.
“Saya pikir, dolar/yen akan didukung di 109, tapi berhasil ditembusnya, jadi sekarang target berikutnya adalah 108,50. Suasana risk-off ini kemungkinan akan berlanjut untuk sementara waktu”.
Yen menguat 0,3 persen menjadi 108,91 per dolar AS pada Senin pagi, mencapai level terkuat sejak 8 Januari.