Lilin Merah Simbol Pengharapan di Tahun Baru Imlek

Editor: Koko Triarko

Sebagian lilin dominan dikirim oleh perwakilan keluarga, namun jika tidak hadir, petugas Vihara akan membantu menyalakan. Sebab, pada lain kesempatan, keluarga bisa hadir sementara penyalaan lilin harus bertepatan saat tahun baru, tidak boleh lewat.

“Jika ada anggota keluarga tidak bisa hadir, lilin permohonan akan dinyalakan oleh perwakilan setiap keluarga untuk tahun yang baru,” papar Ali Sutomo.

Ali Sutomo menyebut, lilin yang dinyalakan memiliki berbagai ukuran. Vihara Ciang Cin Miao menyediakan lilin berukuran 10 kati hingga 1000 kati. Ukuran lilin sekaligus menjadi simbol kemampuan setiap keluarga. Sebab, ukuran lilin menyesuaikan harga dari 10 kati Rp100.000 hingga Rp10 juta. Lilin dengan ukuran kecil bisa menyala hingga dua pekan, dan yang besar mencapai enam bulan.

Sebagai lilin permohonan yang selalu menyala setiap waktu, pemilik akan mengganti dengan lilin yang baru saat lilin akan habis. Sesuai perhitungan, lilin yang besar bisa menyala selama tiga bulan hingga enam bulan, maka pemilik akan datang kembali beberapa bulan selanjutnya. Lilin menurutnya didatangkan dari wilayah Palembang, Sumatra Utara dan Jakarta.

“Jemaat yang akan berdoa kerap membawa lilin sendiri jika sudah membeli, sebagian disediakan di Vihara, sebab kualitas lilin berkaitan dengan tingkat keawetan saat dinyalakan,” beber Ali Sutomo.

Sebagai simbol permohonan, terang kehidupan lilin harus selalu menyala. Sebab, terang digunakan untuk perjalanan kehidupan. Ketika setiap orang berjalan dalam kehidupannya di tahun Tikus Logam, maka terang harus menyala terus agar perjalanan dimudahkan.

Filosofi terang melalui lilin yang selalu menyala membuat petugas akan berjaga selama 24 jam, untuk membersihkan lelehan lilin dan menjaga agar lilin tidak mati.

Lihat juga...