Mainkan KPK sampai Ambyar
OLEH: BRIGJEN TNI (PURN) DRS. AZIZ AHMADI, M.SC
MASIH ingat sebuah nama Jusuf Syarif Badudu?
Dialah J.S. Badudu atau Jus Badudu, profesor linguistika, Universitas Pajajaran, Bandung. Dialah perawat, pengawal dan pengajar Bahasa Indonesia di TVRI, era 1970-an. Peletak dasar ungkapan “Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Beliau wafat tahun 2016 dalam usia 89 tahun.
Klaster Homonim
Pelajaran bahasa Indonesia. Pelajar, mahasiswa dan pemirsa televisi yang tidak dungu semua mengenal istilah ini. Sinonim, antonim dan homonim.
Sinonim – kata yang ejaan dan pelafalannya berbeda – tapi artinya sama. Misal, baju dengan busana. Antonim – ejaan dan pelafalannya berbeda, dan berbeda pula bahkan berlawanan artinya. Contoh, panas dengan dingin.
Homonim – kata sarwa makna. Kata dengan ejaan dan pengucapan yang sama. Tapi memiliki konteks, aksentuasi dan arti, yang berbeda-beda.
Siap, adalah kata di klaster homonim. Tersebar di semua area/ bidang. Militer atau sipil. Politik, ekonomi, sosial-budaya atau olah raga, dan lain-lain.
Kata “siap” memiliki destinasi yang berbeda pula. Kata “siap” bisa berarti, siaga/waspada; mampu/sanggup; selesai/rampung; sedia/ada; berkemas-kemas, dan lain-lain.
Singkat cerita kata “siap” adalah verba atau kata kerja. “Siap,” menyatakan tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian aktif lainnya.
Sementara itu kata mainkan. Berasal dari kata dasar “main”. Diberi akhiran, “kan”. Kata “main”, jika disandangi awalan dan akhiran, hasil bentukannya bervariasi. Bermain, mainan, permainan, mainkan, dan lain-lain.
Keempat kata tersebut, sangat erat dengan keseharian. Sangat dekat dengan kehidupan. Sangat akrab dengan tingkah polah manusia. Juga binatang dan makhluk hidup lainnya.