Mainkan KPK sampai Ambyar
OLEH: BRIGJEN TNI (PURN) DRS. AZIZ AHMADI, M.SC
Memang bola itu bundar. Politik itu cair. Tapi, tetap saja ada tetapinya. Sebuah tim sepak bola atau kesebelasan. Tidak pernah berlatih. Diisi pemain cadangan. Pun belum pernah bermain.
Lho … kok jebulé mak cling … Justru malah yang lolos verifikasi? Di sini yang sulit dinalar. Di sini yang membuka peluang untuk ragu, lalu bertanya-tanya. “Ada apaan, tuh”. Dan sebaliknya.
Keempat. Terkait pertanyaan imajinatif yang makin liar.
Kasus tak terpuji WS, benar-benar makin mencoreng KPU. Peristiwa memalukan dan memilukan terjadi. Justru di saat tingkat kepercayaan kepada KPU, tengah dibangun. Dipulihkan.
Adalah wajar dan sah di alam demokrasi. Publik merasa mendapat konfirmasi atas keraguannya selama ini. Publik secara imajinatif, juga memiliki sejumlah pertanyaan tersendiri. Pertanyaan yang makin liar.
Jangan-jangan? Jangan-jangan, Pemilu 2014, Pileg dan Pilkada, sudah begitu (tidak jujur dan adil?) Jangan-jangan dan seterusnya.
Hallo KPK
Sementara itu, tidak kurang menjemukannya, di pihak KPK. Ada berbagai kejanggalan yang patut dicatat.
Pertama. Kegagalan penggeledahan di kantor DPP PDIP. Ironis. Konon hanya oleh Satpam kantor. Kedua. Kegagalan yang sama di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Ironis. Konon, petugas KPK justru disandera. Ketiga. Pro-kontra tentang surat ijin penggeledahan, dari Dewan Pengawas (Dewas). Sudah terbit atau belum? Perlu atau tidak? Jadi atau urung?
Halo KPK, are you ready? Jika ready, atau siap, bangunlah. Ojo masuk angin. Apalagi cèngèng & cèmèn.
Bukankah, “menghalangi penggeledahan” sama dengan menghalangi penegakan hukum? Sama dengan melawan hukum? Dapat dipidana?