Menjadi Astronom Amatir Ternyata Tidak Susah
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Menjadi bagian dari perkembangan astronomi, ternyata tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang secara khusus mengambil disiplin ilmu astronomi dalam jenjang pendidikan formalnya. Untuk menjadi pengamat langit, hanya perlu melakukan beberapa langkah yang dibagi menjadi dua tahap.
“Tahap Satu adalah observasi awal, riset, measure dan share,” kata Staf Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) Roni Syamara saat ditemui di sela kegiatan HAAJ di Gedung Planetarium Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Ia menjelaskan, pada tahap satu ini, yang dilakukan adalah observasi sederhana menggunakan mata telanjang dan membandingkannya dengan peta bintang.
“Coba diamati benda langit atau fenomena yang ada, lalu buatlah catatan dan bandingkan dengan peta bintang yang menjadi patokan. Bagusnya, peta bintang yang dipergunakan adalah yang konvensional jangan digital, sehingga bisa memahami konstalasinya secara utuh,” urai Roni.
Kalau sudah melakukan observasi, maka yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan riset terkait benda atau fenomena yang sudah dicatat.
“Cari referensi terkait benda atau fenomena yang kita amati. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran atau measure. Salah satu contoh, untuk awal kita bisa belajar mengukur lingkar Bumi sesuai dengan lokasi kita, yaitu dengan metode eratosthenes,” ucap Roni.
Jika sudah mencari referensi dan melakukan pengukuran, langkah selanjutnya adalah share apa yang sudah diamati kepada teman atau komunitas astronomi.
“Dengan membagi hasil pengamatan, maka akan bisa didapatkan respon atau bisa juga masukan dari orang lain, yang misalnya sedang melakukan pengamatan pada objek yang sama atau sudah melakukan. Sehingga, jika ada hal baru, akan bisa dibahas secara bersama,” papar Roni.