Pasca-Kemarau Petani Lamsel Remajakan Tanaman Pisang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejumlah petani pisang di Lampung Selatan (Lamsel) melakukan proses peremajaan tanaman usai kemarau dan hama fusarium.

Ahmadi, petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan menyebut kemarau berimbas ratusan tanaman pisang berbagai varietas miliknya layu. Hama jamur Fusarium oxysphorum melayukan batang, daun berimbas buah rusak.

Tanaman pisang yang terkena layu fusarium daun berwarna kecoklatan sebagian mulai pulih saat musim penghujan tiba, Senin (27/1/2020) – Foto: Henk Widi

Kemarau dan layu fusarium menurutnya berimbas populasi tanaman berkurang. Sebagian tanaman pisang varietas kepok, janten, ambon lumut yang produktif diganti dengan bibit baru dari umbi.

Peremajaan tanaman pisang baru menurutnya sekaligus menyulam lahan yang masih memiliki tanaman siap panen. Sebagian tanaman pisang yang masih bertahan terbantu dengan turunnya musim penghujan.

Selain peremajaan dengan tanaman baru, sejumlah pohon yang ditebang menghasilkan tunas baru. Minimnya tanaman pisang sekaligus berkurangnya produksi mengakibatkan harga pisang naik signifikan.

Satu tandan pisang di tingkat petani rata-rata mengalami kenaikan Rp8.000 hingga Rp10.000 per tandan. Kenaikan harga terjadi akibat sebagian tanaman yang belum pulih usai kemarau dan layu fusarium.

“Kemarau berimbas tanaman layu jika masih berbuah ukuran lebih kecil dan sebagian terkena hama layu fusarium, mengakibatkan tanaman harus ditebang dan diganti dengan bibit baru,” terang Ahmadi saat ditemui Cendana News di kebunnya, Senin (27/1/2020).

Mengantisipasi hama layu fusarium muncul saat penghujan Ahmadi menebar pupuk kapur atau dolomit. Dolomit berupa serbuk ditebar pada lahan mengurangi pertumbuhan jamur dan rumput.

Lihat juga...