Penanaman Tepat Waktu Jagung, Atasi Hama Ulat Grayak
Editor: Makmun Hidayat
Solusi pencegahan hama ulat grayak disebut Karso Winoto bahkan telah dilakukan dengan penanaman serempak. Petani yang pernah mengalami serangan hama ulat grayak pada musim tanam sebelumnya mengaku penanaman pada rentang waktu yang sama membuat populasi kupu kupu yang menghasilkan telur ulat grayak berkurang. Meski ada tanaman diserang namun jumlahnya terbatas.
Memiliki lahan kebun yang dekat dengan perumahan menurutnya sekaligus bisa menjadi solusi pengurangan hama. Sebab pada malam hari ia memasang perangkap terbuat dari lampu. Kupu kupu ulat grayak yang terbang pada malam hari diberi perangkap lampu yang di bawahnya diberi air pada baskom. Penerapan sistem perangkap dilakukan memakai lampu tenaga baterai.
“Salah satu kunci berkurangnya populasi ulat grayak karena lahan pertanian puluhan hektare dekat dengan area pertambakan,” paparnya.
Korelasi antara lahan pertambakan dan lahan jagung disebutnya sangat menguntungkan. Sebab ratusan hektare lahan tambak di pesisir Bakauheni memanfaatkan lampu pada petak tambak. Saat malam hari kupu kupu pada ulat grayak terbang pada area tambak sebagian berjatuhan pada kolam tambak. Meski tidak sengaja dibuat untuk pencegahan ulat grayak namun lampu pada tambak udang vaname berdampak positif pada petani jagung.
Upaya pengurangan juga dilakukan dengan insektisida kontak jenis Trisdometrin dan Trosban. Luasan lahan satu hektare disebutnya hanya mengalami serangan pada area sekitar ratusan meter persegi. Ia rutin melakukan pemeriksaan pada batang untuk mengambil kupu kupu dan ulat agar tidak berkembang lebih banyak.
“Selain memakai obat kimia penanganan secara manual harus rutin dilakukan agar tanaman jagung aman dari hama ulat grayak,” tegasnya.