Penghujan Hambat Pengeringan Ikan Asin-Teri Rebus di Bakauheni

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Musim penghujan berimbas terhambatnya proses pengeringan ikan asin dan teri rebus di Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel).

Ambo Ajak, pemilik  usaha pembuatan ikan asin dan teri rebus mengungkapkan hujan yang turun sejak awal tahun berimbas produksi lebih lambat dari musim kemarau.

Ambo Ajak, pemilik usaha pembuatan ikan asin dan teri rebus di Dusun Pegantungan Desa Bakauheni Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, memperlihatkan ikan selar yang mengalami hambatan proses pengeringan dampak hujan, Selasa (7/1/2020). -Foto: Henk Widi

Saat kemarau ia menyebut proses pengeringan ikan asin dan teri hanya butuh waktu maksimal dua hari. Sebab satu hari ia bisa memproduksi sekitar 1 hingga 3 ton bahan baku ikan asin dan teri. Bahan baku tersebut diakui Ambo Ajak berasal dari nelayan bagan congkel yang ada di tempat pendaratan ikan (TPI) Muara Piluk, Bakauheni. Saat musim angin kencang, gelombang tinggi bahan baku kurang dari 2 ton.

Ikan asin dan teri hasil tangkapan nelayan usai direbus langsung dijemur memakai para-para bambu. Musim penghujan yang mulai rutin turun mengakibatkan pekerja harus kerap melakukan proses penutupan ikan yang dijemur. Proses penutupan ikan asin, teri rebus dengan plastik dilakukan menghindari penurunan kualitas ikan akibat jamur.

“Sehari proses penjemuran dilakukan sejak pagi namun tengah hari hujan kerap turun sehingga harus dilakukan penutupan memakai terpal, jika ada panas terpal langsung dibuka untuk pengeringan hingga sore hari,” ungkap Ambo Ajak saat ditemui Cendana News tengah mengawasi para pekerja, Selasa (7/1/2020).

Lihat juga...