Tradisi Perang Air di Selatpanjang Jadi Daya Tarik Wisata
PEKANBARU – Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, menjadi daya tarik bagi wisatawan mencanegara dari Thailand dan Malaysia, untuk mengunjungi Provinsi Riau pada perayaan Imlek 2020.
“Rombongan wisatawan mancanegara dari Thailand dan Malaysia itu tiba di Bandara SSK II Pekanbaru pada Sabtu (25/1) kemarin,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal, di Pekanbaru, Minggu (26/1/2020).
Perang Air merupakan tradisi masyarakat di Selatpanjang, terutama warga keturunan Tionghoa, setiap perayaan tahun baru Imlek. Tradisi yang juga disebut “Cian Cui” ini, yakni warga saling menyiram air pada sore hari di waktu yang ditentukan, dan berlangsung sepekan sejak Imlek.
Pemerintah daerah mengemas tradisi ini menjadi Festival Perang Air sebagai destinasi wisata budaya, dan tiap tahun menyedot puluhan ribu wisatawan. Setiap perayaan Imlek juga menjadi ajang silaturahmi, karena warga Selatpanjang yang merantau hingga ke luar negeri, pulang ke kampung halamannya.
Yoserizal mengatakan, di antara wisatawan mancanegara yang datang juga ada rombongan VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) Thailand dan Malaysia, yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2019.
“Mereka datang demi membantu promosi dan marketing pariwisata di Riau,” katanya.
Selain itu, katanya, ada juga tamu yang tiba dari Jakarta, yakni Miss Tourism Internasional 2018-2019, Astari Indah Vernideani dan Miss Cosmo World 2018, Delvia Wirajaya. Kedatangan para duta pariwisata ini akan mengunjungi destinasi wisata di Riau.
“Sebelum mengikuti kegiatan Perang Air, rombongan akan mengunjungi Pekanbaru Heritage Walk, kemudian menuju Kabupaten Bengkalis guna melihat atraksi tari Zapin, rumah tenun dan Pantai Selat Baru,” katanya.