Buah Impor Berkurang, Pedagang Buah Lokal Untung
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Berkurangnya pasokan buah impor dominan asal China beri dampak positif bagi pedagang buah lokal.
Miskun, pedagang buah di Jalan Lintas di Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut pembatasan bahkan pelarangan komoditas asal China ikut berdampak bagi pedagang buah. Sebab selama ini buah yang dijual sebagian merupakan buah impor.
Jenis buah impor asal China yang pernah dijual olehnya meliputi jeruk mandarin, anggur, apel. Sejumlah buah impor lain diantaranya apel Fuji dari Jepang, anggur hitam asal Singapura, kelengkeng, jambu kristal, mangga asal Thailand.
Sejumlah buah segar asal luar negeri tersebut mulai berkurang bahkan sulit diperoleh dari distributor. Dampak virus corona di kota Wuhan, China menurutnya memiliki dampak bagi pemilik usaha jual beli buah.
Meski buah impor berkurang, Miskun yang berjualan di tepi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) justru beruntung. Sebab pada waktu bersamaan di sejumlah wilayah Lampung sedang musim buah. Buah lokal yang dijual meliputi jeruk keprok, pepaya Calina, kelengkeng, salak, sawo, durian, semangka, melon dan rambutan. Berbagai jenis buah tersebut mendominasi penjualan buah dengan harga lebih rendah dibandingkan buah impor.
“Pedagang pengecer kesulitan stok yang akan dijual imbas buah impor berkurang,namun buah lokal dengan harga terjangkau justru banyak diminati masyarakat terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah,” beber Miskun saat ditemui Cendana News, Jumat (14/2/2020).
Buah impor yang kerap disediakan, menurut Miskun terakhir bisa diperoleh menjelang Imlek. Namun semenjak virus corona muncul jenis buah apel, jeruk dan buah impor lain sulit diperoleh. Berbagai jenis buah impor itu menurutnya dijual dengan harga mulai Rp25.000 hingga Rp70.000 per kilogram. Meski harga buah impor lebih mahal sebagian warga memilih buah impor karena warna yang lebih menarik.