Covid-19 di Kapal Pesiar Lebih Cepat Menyebar
JAKARTA – Ahli Mikrobiologi dari LIPI, Sugiyono Saputra, mengatakan penyebaran COVID-19 bisa lebih cepat terjadi di kapal pesiar Diamond Princess karena kondisi di dalam ruangan yang tidak terpapar panas, sehingga membuat ketahanan virus menjadi lebih tinggi.
“Bukti adanya mutasi memang belum ada, tapi mengapa penyebaran bisa lebih cepat di situ bisa karena kondisi indoor, jadi orang lebih mudah berkumpul dan ketahanan virusnya jadi lebih tinggi,” kata Sugiyono, yang juga peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu ketika dihubungi di Jakarta pada Senin (24/2/2020).
Kemungkinan jika di dalam ruangan, kata dia, dengan faktor kelembapan akan memungkinkan virus bertahan lebih lama, ditambah ketiadaan paparan sinar ultraviolet yang bisa membantu mematikan virus.
Dia tidak memungkiri adanya kemungkinan mutasi dari COVID-19, tapi hal tersebut memerlukan pembuktian dengan penelitian dan pengujian.
“Kalau bicara mutasi memungkinkan sih iya, tapi buktinya belum ada. Tapi untuk kapal pesiar mungkin lebih ke arah faktor lingkungan,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengkhawatirkan kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess terpapar virus corona mutasi baru.
Menurut Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Achmad Yurianto, berdasarkan beberapa referensi termasuk dari World Health Organization, menunjukkan ada yang terinfeksi COVID-19, tapi memiliki gejala klinis ringan seperti flu biasa.
Karena itu, menurut Yurianto, WNI yang berasal dari kapal pesiar akan menjalani masa inkubasi lebih panjang dibandingkan 14 hari observasi yang dialami WNI dari Wuhan, Cina di Natuna.