Gagal Budidaya Lele, Warga Pasuruan Beralih Ikan Nila

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Budidaya ikan lele jenis mutiara yang sempat gagal akibat cuaca tidak menghalangi budidaya ikan air tawar jenis lain.

Suyatno, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut budidaya ikan lele sempat terkendala kemarau. Memasuki penghujan pemijahan ikan lele mutiara disebutnya bisa dilakukan meski gagal memasuki tahap pembesaran.

Sejumlah kolam tanah, kolam terpal tempat budidaya ikan lele dibiarkan kosong. Beruntung ia masih memiliki empat petak kolam tanah untuk budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus).

Memasuki musim penghujan ikan nila miliknya justru memasuki tahap pemijahan dalam jumlah banyak. Sejumlah kolam yang kosong selanjutnya mulai diisi indukan ikan nila.

Pemijahan ikan nila ditekuni Suyatno usai kegagalan melakukan pemijahan dan budidaya ikan lele di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan, Senin (10/2/2020) – Foto: Henk Widi

Total sebanyak lima kolam ikan nila dengan ukuran masing-masing 4×6 meter mulai dikembangkan. Indukan sekitar 500 ekor yang dimiliki menurutnya terus bertambah hingga ribuan ekor.

Proses pemijahan indukan ikan nila menurut Suyatno akan semakin cepat dalam kondisi air dangkal. Sejumlah kolam tanah yang disiapkan menurutnya menjadi lokasi pemijahan dan pembesaran.

“Perbanyakan benih ikan nila sangat cepat karena jenis ikan tersebut tidak kanibal sehingga mendukung upaya budidaya untuk pembesaran dan memenuhi permintaan dari pembudidaya lain untuk dikembangkan,” terang Suyatno saat ditemui Cendana News, Senin (10/2/2020).

Budidaya ikan nila menurut Suyatno memiliki prospek yang cukup menguntungkan. Sebab ia bisa menjual ikan nila sebagai benih dan sebagai ikan konsumsi. Sebagai benih untuk dikembangkan lebih lanjut ia menjual per ekor ikan nila ukuran 5 cm seharga Rp500.

Lihat juga...