Genjot Ekspor, Jateng Dorong Pelaku UMKM Jadi Eksportir

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Nilai ekspor nonmigas Jateng, terus menunjukkan peningkatan. Pada 2017, ekspor nonmigas di provinsi tersebut tercatat 7,2 miliar USD. Jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar USD atau naik 863 juta USD.

Ekspor nonmigas ini didominasi tekstil dan produk tekstil, kayu olahan, furniture, dan plastik. Selain itu juga ada dari produk pertanian dan UMKM.

“Kita terus menggenjot ekspor dan menekan impor. Termasuk mendorong SDM para pelaku UMKM, untuk bisa menjadi eksportir baru,” papar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Arif Sambodo, disela pelatihan ekspor UMKM yang digelar Bank Indonesia (BI) Jateng dan Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) di kantor perwakilan (KPw) BI Jateng, Semarang, Selasa (25/2/2020).

Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng guna peningkatan ekspor. Diantaranya dengan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor dengan sistem one day services, melakukan pengamanan akses pasar komoditas ekspor Jawa Tengah dari tuduhan dagang negara lain, melakukan diseminasi informasi kepada dunia usaha, industri untuk regulasi ekspor dan pengendalian impor.

“Kita berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Jateng, dengan meningkatkan capacity building pelaku eksportir. Tentu saja untuk UMKM, terutama eksportir baru,” lanjutnya.

Dijelaskan, selama 8 bulan, para eksportir UMKM ini akan mendapat pendampingan. Mulai dari memberikan fasilitas promosi dagang, melakukan business matching, melakukan bimbingan teknis manajemen ekspor, bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan eksportir baru.

Termasuk dalam bidang pemasaran, dengan memfasilitasi mereka dalam beragam pameran dan expo.

Lihat juga...