Kasus DBD Meningkat di Sejumlah Daerah
JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat peningkatan kasus demam berdarah (DBD) di sejumlah daerah di Indonesia.
“Jadi, memang ada beberapa daerah yang kasusnya cukup meningkat,” kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Ia menjelaskan, daerah-daerah yang mencatatkan peningkatan kasus DBD tersebut antara lain di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sikka di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten Belitung di Kepulauan Bangka Belitung.
Ia mengatakan, menurut data di Kabupaten Sikka, NTT mencatatkan peningkatan paling tinggi dengan jumlah kasus DBD sebanyak 218, atau empat kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
“Empat kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. Dan, kondisinya saat ini masih dalam proses pengendalian,” katanya.
Kemudian, Kabupaten Belitung juga mencatatkan peningkatan kasus sebanyak 150, dengan kondisi kejadiannya saat ini sudah mulai teratasi.
Sedangkan Kabupaten Ciamis juga mencatatkan peningkatan kasus sebanyak 37. Tetapi, kejadian DBD di daerah tersebut sudah dapat dikendalikan sejak awal Februari.
Sementara itu, Kabupaten Temanggung juga mencatatkan peningkatan kasus sebanyak 48. Namun, situasinya sudah terkendali.
Sedangkan di Kabupaten Lampung Tengah, tanpa menyebutkan jumlahnya secara pasti, Nadia juga menyebutkan daerah tersebut mengalami peningkatan kejadian demam berdarah.
Sejumlah upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan, baik dengan memanfaatkan sistem penyelidikan epidemiologi yang ditindaklanjuti dengan fogging, maupun imbauan kepada warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang (3M) barang-barang yang dapat menyisakan genangan tempat nyamuk berkembang.