Menkes: Diperlukan Peran Multisektoral dalam Menurunkan Angka ‘Stunting’

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MALANG – Menteri Kesehatan (Menkes), Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K), mengatakan, peran multisektoral dari berbagai disiplin ilmu sangat diperlukan dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.

Saat ini isu stunting menjadi salah satu prioritas untuk segera ditangani, karena stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas kerja.

Oleh karenanya jika tidak segera tertangani, dampak ke depannya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.

Stunting sendiri dijelaskan Terawan adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis.

Akibatnya anak menjadi lebih pendek untuk usianya dan kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir serta menetap setelah anak berusia 2 tahun.

Kekurangan gizi selain disebabkan oleh masalah pangan, diperberat oleh adanya infeksi penyakit baik menular maupun tidak menular. Kemudian juga sanitasi lingkungan, ketersediaan air minum yang tidak layak, serta pola asuh keluarga.

“Dari sini terlihat bahwa keterlibatan semua bidang sangat dibutuhkan. Bidang kesehatan hanya mampu sukses menurunkan angka stunting 30 persen, sedangkan 70 persen lagi adalah dari bidang lain termasuk teknik, lingkungan, santasi, pendidikan dan bidang lainnya semua ikut terlibat,” sebutnya saat memberikan orasi ilmiah bertajuk ‘Mewujudkan Indonesia Maju melalui Percepatan Penurunan Angka Stunting‘ di hadapan ratusan wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di DOME UMM, Sabtu (29/2/2020).

Disampaikan Terawan, permasalahan stunting, 70 persen disebabkan oleh faktor kesehatan yang biasa disebut isu sensitif dan 30 persen merupakan faktor kesehatan atau disebut isu spesifik, sehingga jelas penanganannya dibutuhkan kontribusi yang multisektoral.

Lihat juga...