Minimalisir Konflik, Evakuasi Buaya Muara Solusi bagi Petambak
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Konflik secara tidak langsung antara buaya muara dengan petambak terjadi di wilayah Sragi, Lampung Selatan (Lamsel).
Subandi, petambak di Dusun Bunut Utara, Desa Bandar Agung menyebut sejak puluhan tahun silam buaya muara atau Crocodylus palustris kerap naik ke daratan. Puluhan kali kasus buaya naik ke daratan untuk bertelur, menghindari banjir ada di dekat area tambak udang.
Area perkampungan, lahan tambak udang vaname diakui Subandi berada di dekat sungai Way Sekampung. Sungai batas alam Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan itu menurutnya jadi habitat alami sejumlah reptil salah satunya buaya.
Kasus buaya masuk area tambak disebutnya mencapai puluhan kali. Meski tidak pernah ada kasus serangan ke manusia, sebagian warga memilih mengusir buaya.
Terakhir kemunculan buaya yang ada di Desa Bandar Agung terjadi pada Senin (24/2). Sejumlah petambak memilih sementara waktu tidak pergi ke tambak hingga buaya dievakuasi.
Langkah evakuasi dengan persetujuan warga, aparat kepolisian dilakukan oleh tim penyelamat satwa Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung.
“Meski sudah dievakuasi sebagian warga, petambak dan pehobi mancing yang kerap mencari ikan di dekat jembatan kembar sungai Way Sekampung masih was-was jika ada buaya yang muncul,” terang Subandi saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (29/2/2020).