Pasar Ikan Asin Kalibaru Ada Sejak 1966

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Diperkirakan sejak awal 1966, aktivitas jual beli ikan asin mulai berlangsung di jalan Kakap Kalibaru Barat II, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Pedagang saat itu belum banyak, hanya didominasi oleh kelompok keluarga perantau suku Bugis yang datang dari Kalimantan, seperti Banjarmasin, Balikpapan dan Kota Baru.

“Dulu memang banyak orang-orang Bugis datang kemari, merantau dan bersandar di pesisir pelabuhan Kalibaru. Mungkin karena memang mereka itu sudah punya jaringan ikan asin di tempat lamanya, nah mereka coba-coba juga gelar di sini. Dan, ternyata prospek penjualannya cukup tinggi. Makin banyaklah yang berdatangan saat itu,” terang Iswari, Ketua RT setempat di rumahnya, Senin (3/2/2020).

Iswari, Ketua RT 002, RW 009, Kelurahan Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara, ditemui di pasar ikan asin Kalibaru, -Foto: Amar Faizal

Waktu itu, katanya, para pedagang ikan asin mengambil ikan dari wilayah Sumatra, seperti dari Tanjung Pandan dan Bangka Belitung, mereka menyebutnya Pulo. Kondisi ikan yang dibeli sudah diasinkan, sehingga bisa langsung dijual.

“Jadi, ikan datang per kapal. Satu kapal muatannya sekitar 20 ton. Dulu waktu awal juga ikan-ikannya dibungkus pakai sumpit (semacam daun nipah), kemudian berubah pakai peti kayu, dan terakhir sampai sekarang pakai kardus, lebih ringan bawaannya,” tutur Iswari.

Iswari mengatakan, sekarang ini distributor ikan tidak lagi dari Pulo, tapi dari Kota (Kapuk). Proses pengasinannya langsung di sana, sudah dikemas juga dengan kardus.

Seiring waktu berjalan, mulai bermunculan pula pengasin-pengasin lokal. Meski kualitas ikannya tidak lebih baik dari ikan hasil produksi Kota, namun keberadaan mereka mampu menambah keramaian pasar.

Lihat juga...