Petani Lamsel Keluarkan Biaya Ekstra Pulihkan Tanaman Terserang Hama
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Petani di wilayah Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) keluarkan biaya ekstra minimalisir serangan hama.
Sutrisno, petani di Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang menyebut memilih melakukan penggunaan insektisida dan herbisida kontak. Penggunaan bahan kimia tersebut menurutnya berimbas pengeluaran biaya ekstra.
Penggunaan insektisida menurutnya dilakukan untuk membasmi ulat grayak (Spodoptera). Pembelian obat kontak jenis lamda sihalotrin yang bertujuan membunuh hama ulat grayak pada fase kupu-kupu dan telur.
Hingga usia dua bulan tanaman jagung varietas NK tersebut telah disemprot sebanyak 7 kali. Dibeli dengan harga rata-rata Rp300 ribu per botol ia harus mengeluarkan biaya hingga Rp2 juta.

Proses penyemprotan hingga mencapai 7 kali menurut Sutrisno membuahkan hasil. Sebab penyemprotan hama ulat grayak pada sore hari secara merata pada lahan seperempat hektare membuat tanaman jagung miliknya pulih.
Sejumlah tanaman jagung dengan daun berlubang mulai kembali menghijau berbarengan dengan pemupukan tahap dua.
“Penyemprotan secara rutin dilakukan memakai insektisida kontak untuk meminimalisir kerusakan pada tanaman jagung pada bagian daun, batang hingga buah jagung muda sehingga tanaman yang rusak pulih,” terang Sutrisno saat ditemui Cendana News, Kamis (6/2/2020).
Memasuki usia dua bulan tanaman jagung miliknya dan petani lain mulai pulih dari hama ulat grayak. Proses penyemprotan secara bertahap dan serentak bersama petani lain dilakukan meminimalisir hama menyebar.