Sumsel Harus Waspadai Ancaman Penyakit Gugur Daun Karet
PALEMBANG — Provinsi Sumatera Selatan harus tetap mewaspadai ancaman penyakit gugur daun karet akibat jamur Pestalotiopsis sp meski saat ini mulai terkendali karena sesungguhnya penyebarannya masif terjadi pada musim hujan.
Peneliti Pusat Penelitian Karet Sumbawa, Banyuasin, Sumatera Selatan, Tri Rapani Febbiyanti mengatakan Sumatera Selatan harus tetap waspada apalagi dirinya mendapatkan informasi bahwa penyakit gugur daun karet ini sedang outbreak (mewabah) di Jambi.
“Tetap harus waspada karena penyebarannya sangat cepat hanya melalui udara, spora bisa berpindah karena diterbangkan angin,” kata dia yang dihubungi dari Palembang, Minggu (9/2/2020).
Penyakit gugur daun karet akibat jamur Pestalotiopsis sp yang sempat mewabah di sebagian besar perkebunan di Sumatera Selatan saat ini mulai terkendali dengan ditandai peningkatan produksi getah dalam satu bulan terakhir.
Tri mengatakan produksi getah karet mulai normal setelah sempat terjadi penurunan produksi getah hingga 30 persen hingga 50 persen.
“Saat ini kondisi tanaman karet mulai membaik, sudah mulai rindang kembali dengan ditandai daun-daun baru sudah tumbuh,” kata dia.
Ia mengatakan sebelumnya di kawasan perkebunan karet Sumbawa seluas 1.500 hektare itu terpapar penyakit gugur daun hingga 90 persen.
“Puncaknya saat musim kemarau tahun lalu karena ada gugur daun alami juga. Kanopi (tutupan daun) tinggal 10 persen saja dan tanaman benar-benar merangas,” kata dia.
Sebenarnya, Pusat Penelitian Sumbawa sudah mendekteksi penyakit gugur daun ini sejak menerima laporan dari petani pada November 2017, lalu diketahui pada Februari 2018 sudah terjadi pengurangan kanopi sekitar 70 persen.