Sumsel Harus Waspadai Ancaman Penyakit Gugur Daun Karet
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran dan Pengolahan Hasil Rudi Aprian mengatakan penyakit gugur daun ini sempat mempengaruhi produksi getah karet Sumsel Produksi karet Sumatera Selatan hingga 50 persen.
“Kini kondisi sudah membaik, sudah ada peningkatan produksi karet sejak sebulan terakhir,” kata dia.
Menurutnya, upaya yang dilakukan pemerintah terbilang efektif untuk menanggani wabah penyakit gugur daun ini.
Dinas Perkebunan Sumsel memberikan bantuan pupuk untuk 4.000 hektare (ha) kebun karet yang tersebar di 7 kabupaten.
Ketujuh kabupaten tersebut merupakan sentra karet, yakni Banyuasin seluas 600 ha, Musi Banyuasin 600 ha, Ogan Komering Ilir (OKI) 500 ha, Muara Enim 600 ha, Ogan Ilir 600 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) 500 ha dan Kabupaten Musi Rawas 600 ha.
Namun demikian, ia menambahkan, upaya pencegahan dan penanggulangan tidak cukup dengan bantuan pupuk.
“Yang paling efektif adalah dengan gerakan pembersihan gulma atau sanitasi lingkungan secara massal, karena kalau kebun sebelahnya tidak dibersihkan maka inangnya akan kembali lagi. Petani yang kami datangi banyak menerapkan ini dengan membuat lubang di samping tanaman karetnya,” jelas Rudi.
Penyakit gugur daun ini sudah mewabah pada 2019 dengan memapar sebagian besar perkebunan karet di Sumsel dengan luas total 1,3 juta ha dengan produksi sekitar 1 juta ton karet per tahun. (Ant)