Bakau Berkurang, Abrasi Pantura Flores Kian Parah

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Tanaman bakau merupakan salah satu tanaman yang dapat mencegah terjadinya abrasi dan menahan gelombang laut sehingga tidak menggerus tanah dan jalan raya yang berada persis di sebelah selatan jalan trans utara Flores.

Kerusakan jalan raya kian parah terlihat sejak di Kecamatan Magepanda di Kabupaten Sikka hingga Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende, Nusa tenggara Timur (NTT) di mana tanaman bakau banyak yang mati sehingga terjangan air laut hingga ke badan jalan raya yang dilalui kendaraan lintas utara Flores.

“Dulu tanaman bakaunya masih banyak sehingga saat musim angin kencang air laut tidak menerjang hingga ke badan jalan raya karena tertahan tanaman bakau di pesisir pantai,” kata Syamsul, warga Kecamatan Magepanda, Sikka, Rabu (25/3/2020).

Syamsul menyebutkan, banyak tanaman bakau yang ditebang untuk dijadikan kayu bakar serta membuat rumah karena kayunya sangat keras sehingga perlahan rimbunan bakau pun berkurang.

Hanya beberapa wilayah kata dia ada tanaman bakau karena  masyarakat mulai menanamnya kembali serta ada larangan dari Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Lingkungan Hidup sehingga tidak ada lagi yang berani menebang tanaman bakau.

“Tidak ada orang yang peduli dan membudidayakan bakau kembali. Hanya di Desa Kolisia dan Magepanda ada beberapa komunitas yang peduli lingkungan kadang setahun dua kali melakukan penanaman bakau,” tuturnya.

Anggota pembina Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi NTT Carolus Winfridus Keupung saat ditemui di kantor Wahana Tani Mandiri, Rabu (25/3/2020). -Foto: Ebed de Rosary
Lihat juga...