Bea Cukai Catat Kinerja Impor dari Cina Terus Merosot
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), mencatat berdasarkan devisa, kinerja impor Indonesia dari Cina terus menunjukkan tren penurunan. Hal itu tampak sejak pertama kali mewabahnya Covid-19, Novermber 2019 hingga saat ini.
“Nilai impor hingga pekan ke empat Februari 2020 mencapai 463 juta USD. Jumlah tersebut menurun sebesar 51,16 persen dibandingkan pekan ke empat Januari 2020 yang mencapai 948 juta USD,” terang Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga (KIAL), Syarif Hidayat, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Sementara berdasarkan jenis barang yang diimpor, produk seperti mesin, tekstil, hingga handphone merupakan yang mengalami penurunan paling tajam. Impor mesin asal Cina hingga pekan terakhir bulan Februari hanya 139,7 juta USD, turun 20,48 persen dibandingkan pekan terakhir Januari 2020.
Sementara komputer asal Cina hanya 16,7 juta USD atau turun 80,14 persen dari pekan terakhir Januari 2020 yang mencapai 84,1 juta USD.
Penurunan lainnya juga terjadi pada impor tekstil, yang turun hingga 58 persen, dari posisi sebelumnya 136,1 juta USD di akhir Januari 2020, menjadi 56,8 juta USD di akhir Februari 2020. Sedangkan, impor telepon atau handphone asal Cina hanya 92 juta USD per akhir Februari 2020, turun tipis 5,44 persen dibandingkan Januari 2020.
Dari sisi kinerja ekspor Indonesia ke Cina, DJBC mencatat pergerakannya relatif stabil di angka 500 juta USD.
Syarif mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan sinyal perbaikan neraca perdagangan, karena penurunan nilai impor yang jauh lebih dalam dibandingkan nilai ekspor.
“Harusnya ini jadi pertanda baik, karena selisihnya mengecil, net ekspor kan jadi lebih baik. Tapi kita lihat datanya nanti di BPS, ini data kita hanya nilainya atau devisa negara,” tandas dia.