Corona Merebak, UKM di Tulungagung Produksi APD
TULUNGAGUNG – Sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang awalnya memproduksi kantong pelembab dan eco-bag untuk kontainer beralih ke pembuatan 10.000 pakaian APD (Alat Pelindung Diri) untuk tenaga medis yang akan disumbangkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bogor.
Iis Rahmawati, pemilik UKM dengan brand Tulip Craft, Jumat mengatakan, keputusan membuat 10 ribu baju APD untuk tenaga medis itu diambil karena prihatin dengan pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease) yang terjadi di Indonesia selama beberapa pekan terakhir.
“Krisis sarana APD yang dialami tim medis dalam penanganan Corona di berbagai daerah, khususnya di Bogor dan Jakarta mendorong kami untuk membantu penyediaan sarana pelindung diri bagi tenaga medis yang berjuang mengobati pasien corona (COVID-19),” tutur Mamik Endarni, kakak kandung Iis Rahmawati yang bertanggung jawab dalam produksi 10 ribu APD tenaga medis itu.
Kebetulan adiknya tinggal di Bogor. Krisis APD yang dialami jajaran tenaga medis di daerah Bogor dan sekitar menginspirasi Iis bersama kakaknya Mamik Endarni untuk menyumbangkan ribuan seragam APD berbahan “polypropilene spunbond” itu untuk tim kesehatan yang melakukan penanganan COVID-19.
“Kebetulan material ‘polypropilene spunbond‘ ini di gudang kami banyak, sementara ekspor produk kantong pelembab ‘desiccant‘ serta eco-bag ke Amerika, Turki, Jerman dan Brazil saat ini juga masih belum bisa. Jadi kami fokuskan untuk produksi APD ini,” katanya.
Tak hanya dikerjakan pekerjanya yang berjumlah 20 orang di industri rumahan Tulip Craft di RT 04/RW 05 Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, plus 60 penjahit lepas, Iis dan Mamik juga menjaring relawan yang bersedia membantu percepatan produksi APD kesehatan tersebut.