Inilah Ciri Gerakan Komunisme yang Perlu Dikenali

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Mereka tidak bangkit seperti tahun 1965, tapi mereka bangkit lewat partai lain di DPR sehingga semua aturan yang berbau Islam gagal tidak bisa jadi UU. Kemudian semua peraturan daerah yang berbau Islam dicabut.  Sehingga jangan heran kalau hukum kita tajam ke bawah, tumpul ke atas. Kalau kita diam terus, maka akan menjadi lebih parah,” imbuhnya.

Oleh karena itu, umat Islam dan umat agama lain harus waspada dan jangan sampai diadu domba antaragama. Karena mereka ini bangkit dan  menyadari bahwa sekarang mereka tidak akan memakai kekerasan dengan pertumpahan darah.

Mereka akan bangkit melalui aturan perundang-undangan, masuk dan menyusup ke sana ke mari, kerja di kalangan musuh bahkan sekarang tidak ada partai yang tidak disusupi mereka.

Kemudian mereka juga menyusup di dalam Islam yang justru bertujuan untuk menghancurkan Islam dari dalam.

“Jadi jangan heran kalau sekarang banyak tokoh yang mengaku-ngaku Islam tapi di dalam hatinya komunis. Kalau diistilahkan seperti buah semangka, dimana kulit luarnya berwarna hijau tapi di dalam semangkanya berwarna merah,” ucapnya.

Sementara, di satu pihak kesalahan umat Islam dan ulama adalah terlalu percaya bahwa orang komunis sudah tobat nasuha. Padahal bagi komunis tidak ada yang namanya tobat nasuha, karena mereka tidak percaya Tuhan.

Tapi yang ada mereka justru kerja di kalangan musuh dengan memasukkan anak-anak mereka ke pesantren. Kemudian setelah sekian tahun, mereka sudah ada yang menjadi ustaz ataupun kiai maupun pemimpin ormas.

“Jadi jangan heran kalau ada ormas Islam tapi tidak islami dan justru mendukung LGBT. Inilah yang disebut seperti semangka, luarnya hijau tapi di dalamnya tetap merah,” ungkapnya.

Lihat juga...