Kursi dari Botol Plastik Wanita ini Hasilkan Rp10 juta per Bulan

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Maria Angelina Deta warga desa Nelle Urung kecamatan Nelle kabupaten Sikka provinsi NTT saat ditemui, Selasa (10/3/2020).Foto : Foto Ened de Rosary

MAUMERE — Banyaknya botol plastik air mineral berukuran 1,5 liter yang dibuang masyarakat diolah dan dijadikan sebagai karajinan tangan yang bernilai jual tinggi seorang pengrajin di Sikka, Nusa Tenggara Timur. Selain untuk mengurangi sampah plastik dengan mendaur ulangnya, juga dapat mencegah berbagai penyakit termasuk Demam Berdarah Dengue.

“Melihat banyak botol dibuang maka saya ingin memanfaatkannya menjadi barang yang bisa dijual untuk menambah penghasilan,” sebut Maria Angelina Deya, pengrajin kursi dan meja dari botol plastik asal desa Nelle Urung kabupaten Sikka provinsi NTT, Selasa (10/2/2020).

Maria mengaku, dirinya belajar cara membuat meja dan kursi dari bahan botol plastik setelah melihatnya di media sosial dan mencobanya berulangkali, hingga menghasilkan karya yang disukai pembeli.

Satu setnya terdiri dari 4 buah kursi dan sebuah meja yang dilapisi kaca sesuai permintaan dijual dengan harga Rp1,5 juta. Pembelinya bukan hanya datang dari kabupaten Sikka saja tetapi kabupaten lainnya di pulau Flores.

“Pembelinya bukan saja dari kabupaten Sikka saja tetapi ada yang dari kabupaten Ende, Flores Timur dan Lembata,” sebutnya.

Botol-botol plastik bekas air mineral tersebut, jelas Maria, dipilih di pinggir jalan serta dibeli dari pemulung yang ada di kota Maumere, dimana 3 buah botol dibeli dengan harga seribu rupiah.

Bila bahan bakunya banyak dalam sebulan minimal bisa menghasilkan delapan set meja dan kursi, dimana lapisan luarnya dari karpet imitasi dengan warna sesuai dengan permintaan dari pembeli.

“Keuntungannya lumayan, sebab satu setnya saya bisa untung Rp1 juta. Saya juga senang berusaha sehingga terus mencoba membuat produk lainnya yang disukai pembeli dengan bahan dari botol plastik,” terangnya.

Lihat juga...