Matakin: Sembahyang di Rumah tak Kurangi Bakti Leluhur
Editor: Makmun Hidayat
Dia menyampaikan, umat Konghucu dan Tionghoa pada tanggal 4-5 April 2020 akan mengelar perayaan Ching Bing. Yakni ibadah ziarah makam leluhur.
Perayaan ini jelas Liem, merupakan wujud sembah bakti umat ke hadapan orang tua atau leluhur yang telah meninggal dunia. Tradisi perayaannya mengunjungi kuburan atau pemakaman. Saat di pemakaman, umat Khonghucu bersembahyang di hadapan arwah leluhur.
Naman menurutnya, dalam upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19, Matakin mengimbau agar umat Khonghucu melakukan ibadah Ching Bing di rumah saja.
Matakin juga telah memberikan panduan teknik melalui video khotbah tentang perayaan Ching Bing. Sehingga umat Khonghucu dapat menyimak dari rumah bersama keluarga dalam perayaan ini.
“Sembahyang Ching Bing bisa dilaksanakan di rumah, sudah cukup tidak perlu ke kuburan. Karena sembahyang di rumah itu tidak mengurangi laku bakti kita kepada leluhur,” ungkap Liem.
Dalam sikap tanggung jawab, lanjut dia, Matakin juga telah menggalang dana yang digunakan untuk membuat hand sanitizer. “Sanitizer kita bagikan kepada umat, tenaga medis dan Polda Metro Jaya,” ujarnya.
Selain itu, Matakin bersama gerakan masyarakat lintas agama, suku, ras dan antargolongan bersatu gotong royong melawan pandemi Covid-19, telah melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah ibadah. Seperti masjid, gereja, vihara, dan kelenteng. Penyemprotan dilakukan secara serentak pada 22 Maret 2020 lalu.
Matakin juga telah membantu meringankan beban hidup para ojol. Dengan membagikan satu sak beras berisi 5 kilo gram beras dan satu dus mie instan.
“Kita tahu ojol itu penghasilannya harian, mata pencaharian mereka dalam situasi wabah Covid-19 ini benar-benar susah. Kita bantu semaksimal mungkin. Kita akan terus galang dana untuk membantu sesama hingga kondisi membaik,” ujarnya.