Kelompok 20 negara ekonomi utama pada Kamis (26/3/2020) berjanji untuk menyuntikkan lebih dari lima triliun dolar AS ke dalam ekonomi global untuk membatasi kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat virus corona dan “melakukan apa pun untuk mengatasi pandemi”.
Para pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat AS bertekad untuk meloloskan rancangan undang-undang bantuan virus corona senilai 2,2 triliun dolar AS paling lambat pada Sabtu, dengan harapan dapat memberikan bantuan cepat ketika kematian meningkat dan ekonomi terpuruk.
China daratan melaporkan kasus pertama virus corona yang ditularkan secara lokal dalam tiga hari dan 54 kasus impor baru ketika Beijing memerintahkan maskapai penerbangan untuk menerapkan pengurangan tajam dalam penerbangan internasional, karena takut para pelancong dapat memicu kembali wabah tersebut.
Ketika permintaan minyak global merosot, Arab Saudi sedang berjuang untuk menemukan pelanggan bagi minyak ekstra, merongrong upayanya untuk merebut pangsa pasar dengan memperluas produksi.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan pemimpin de facto Arab Saudi bulan ini gagal mencapai kesepakatan dengan produsen lain, termasuk Rusia, untuk membatasi produksi minyak guna mendukung harga.
Tetapi kepala pengelola dana kekayaan negara Rusia, Kirill Dmitriev, mengatakan kepada Reuters perjanjian pasokan baru antara OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, masih dimungkinkan jika negara-negara lain bergabung.
“Sepertinya tidak ada yang dapat dilakukan Saudi atau kelompok OPEC+ yang lebih luas untuk mendorong pasar secara signifikan lebih tinggi,” kata Analis ING Warren Patterson.