Pedagang di Pasar Pedurungan Semarang Mulai Gunakan QRIS
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Sudah dua minggu, Puspitaningtyas menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dalam proses transaksi jual beli di toko snack miliknya, di Pasar Pedurungan, Semarang.
“Ada petugas bank datang menawarkan untuk membuat QRIS dalam pembayaran nontunai. Ada banyak kemudahan yang didapatkan, saat kita sebagai pedagang menggunakannya. Seperti menghindari uang palsu, tidak diteliti dengan uang kembalian, serta uang langsung masuk rekening,” paparnya, saat ditemui di sela sosialisasi QRIS, yang digelar Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia, di Pasar Pedurungan, Semarang, Kamis (12/3/2020).
Namun, sejauh ini minat masyarakat, khususnya para pembeli di pasar tradisional, dalam penggunaan pembayaran nontunai, masih relatif rendah.
“Selama dua minggu, paling hanya 3-5 orang pembeli yang menggunakan pembayaran nontunai. Mungkin kalau di mal, begitu sudah banyak yang pakai, namun kalau di pasar tradisional masih jarang,” terangnya.
Masih minimnya kesadaran pembeli di pasar tradisional menggunakan pembayaran nontunai, mendorongnya untuk ikut mensosialisasikan metode pembayaran tersebut.

“Setiap pembeli yang datang saya tanya, mau pakai tunai atau nontunai. Baru nanti saya jelaskan, keuntungannya menggunakan pembayaran nontunai,” imbuh wanita 38 tahun tersebut.
Sementara, Mursih, pedagang toko kelontong di Pasar Pedurungan, mengaku baru kali ini menggunakan pembayaran nontunai.