Penumpang Kapal di Bakauheni Masih Beli Tiket Langsung

Editor: Makmun Hidayat

Santoso menambahkan penerapan reservasi online sebetulnya sudah disosialisasikan lama. Namun bagi sebagian pengguna jasa sistem tersebut masih belum familiar. Migrasi dari sistem pembayaran tunai ke nontunai yang dihapus sejak tahun 2018 menurutnya sudah bisa diterapkan. Memasuki awal 2020 reservasi online mulai diterapkan meski belum banyak digunakan masyarakat.

Santoso menyebut saat kembali ke Lampung ia akan melakukan reservasi online. Sebab dengan reservasi online ia bisa memilih menggunakan kapal eksekutif atau kapal reguler. Bagi sebagian pengguna jasa pilihan bisa menggunakan kapal reguler dengan waktu tempuh 2 jam dan kapal eksekutif 1 jam. Pemesanan tiket online menurutnya bisa mempermudah pengguna jasa agar tidak mengantre.

“Sebagian pengguna jasa masih isi ulang saldo dan masih boleh memakai pembelian langsung,” beber Santoso.

Widodo, salah satu pengemudi kendaraan eksepedisi mengaku reservasi online dilakukan pengurus. Sebab selama ini pengemudi yang akan menyeberang masih menggunakan uang elektronik. Sistem pembelian tiket telah dilakukan oleh pengurus jasa penyeberangan yang mendapat mandat dari perusahaan.

“Penerapan reservasi online akan mempermudah karena kami tidak harus membawa uang tunai,” cetusnya.

Syaifulail Maslul, Humas PT ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni Lampung Selatan di Pelabuhan Bakauheni, Minggu (1/3/2020). -Foto: Henk Widi

Meski demikian hingga Minggu malam (1/3) sebagian pengemudi ekspedisi masih memakai sistem lama. Sistem lama yang digunakan diantaranya memakai uang tunai ditambah uang elektronik. Sebab saldo uang elektronik yang dibatasi hingga Rp2juta membuat tiket kerap kurang. Terlebih jenis kendaraan golongan VIII dan IX harus membayar lebih dari Rp2juta.

Lihat juga...