Potensi Perikanan Tangkap di Sikka, Besar

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tergolong besar di mana untuk tahun 2019 total produksinya mencapai 19.287,3 ton dengan nilai produksi sebesar Rp.351,823 miliar.

Suplai atau produksinya memang besar tetapi permintaan atau pangsa pasarnya masih belum besar sehingga perlu ada upaya untuk mencari investor yang ingin membeli ikan dari Kabupaten Sikka.

“Dengan 5 ribu nelayan saja di Sikka kita bisa sejahtera. Saya tadi mencicipi Sushimi di rumah pak bupati Sikka dan ternyata ikannya dari Kabupaten Sikka,” kata Julie Sutrisno, anggota Komisi IV DPR RI, Minggu (15/3/2020).

Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno (kanan) bersama Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo (kiri) saat ditemui di rumah jabatan bupati, Minggu (15/3/2020).Foto : Ebed de Rosary

Julie mengatakan, Labuan Bajo adalah gerbang NTT di mana banyak wisatawan yang berkunjung ke sana sehingga Sikka harus menjadi bagian  didalamnya agar bisa mendapatkan manfaat.

Minimal suplai ikan di Labuan Bajo berasal dari Sikka, kata dia, selain itu perlu juga Pemerintah Kabupaten Sikka  fokus untuk kembangkan makanan atau produk dari bahan baku ikan misalnya abon ikan.

“Saya berharap Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di sini seperti di luar negeri di mana bisa melihat ikan basah, menjual dan membeli ikan serta bisa menikmati rumah makan dengan ikan segar, warung kopi Flores serta toko cinderamata yang menjual produk berbahan ikan,” harapnya.

Julie ingin agar ada grand design serta pembagian tugas sehingga kabupaten, provinsi dan pusat ada tugasnya masing-masing dan dirinya siap berjuang di pusat untuk memenuhi kekurangan yang dibutuhkan masyarakat di Pulau Flores dan Lembata.

Lihat juga...