Tertekan Penguatan Dolar, Emas Berjangka Jatuh 0,66 Persen

CHICAGO — Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melanjutkan penurunan pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi), karena dolar AS menguat ketika para pelaku pasar mengukur potensi dampak ekonomi global dari krisis COVID-19.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni jatuh 10,9 dolar AS atau 0,66 persen, menjadi ditutup pada 1.643,2 dolar AS per ounce. Emas berjangka juga anjlok 26,2 dolar AS atau 1,59 persen menjadi 1.625 dolar AS per ounce pada akhir pekan lalu.

Logam mulia diperdagangkan di bawah tekanan karena indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,9 poin atau 0,91 persen, menjadi 99,26 pada pukul 17.55 GMT.

Kenaikan dolar membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Masalah rantai pasokan yang mengganggu emas dan menaikkan harga pada minggu-minggu sebelumnya telah dapat diselesaikan dan tidak lagi mempengaruhi harga perdagangan logam mulia, para analis mencatat.

Emas juga berada di bawah tekanan karena indeks Dow Jones Industrial Average naik 376,42 poin atau 1,74 persen menjadi 22.013,20 poin pada pukul 18.00 GMT.

Namun demikian, prospek logam kuning masih tetap berkilau. Suku bunga yang lebih rendah dan kebijakan ekonomi yang lebih longgar cenderung menguntungkan emas karena mereka mengurangi potensi kerugian memegang aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.

“Kejatuhan resesi akibat wabah COVID-19 pada ekonomi global menunjukkan bahwa investor cenderung untuk terus mencari tempat berlindung di emas,” analis di BNP Paribas mengatakan dalam sebuah catatan.

Lihat juga...