Aceh Kesulitan Dapatkan 30 Ribu Alat Rapid Tes Covid-19

Plt Gubernur Acehm Nova Iriansyah, di sela-sela meresmikan laboratorium real time polymerase chain reaction (RT-PCR) milik Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI di Siron, Aceh Besar, Kamis (16/4/2020) – Foto Ant

BANDA ACEH – Pemerintah Provinsi Aceh mengaku kesulitan mendapatkan sebanyak 30 ribu alat tes cepat (rapid test) Covid-19. Alat tersebut dibutuhkan untuk pemetaan penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China tersebut.

“Problem kita seperti saya katakan tadi alat rapit test untuk 30 ribu, kita belum menemukan,” kata Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, di Banda Aceh, Kamis (16/4/2020).

Pemerintah daerah disebutnya, berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan 30 ribu alat tes cepat. Namun hasilnya masih nihil. Kendati demikian pemerintah terus berupaya untuk mendapatkannya. “Kita sudah mencari ke mana-mana ke semua jaringan, dengan berbagai skenario kita gunakan, yang 30 ribu belum dapat, yang dapat cuma 7.200, kira-kira,” tambahnya.

Nova menyebut, meski alat tes cepat belum didapatkan, tetapi Pemerintah Aceh telah merumuskan rencana pelaksanaan tes cepat tersebut, guna melihat segmen yang akan diuji secara acak. “Tetapi diutamakan untuk orang yang terdekat dengan operasionalisasi pencegahan ini, apakah itu petugas medis, apakah petugas keamanan yang ada di sini, apakah itu petugas catering yang ada di rumah sakit, pokoknya orang yang dekat di sana itu yang kita utamakan,” jelasnya.

Nova menegaskan, tes cepat bertujuan untuk pemetaan terkait pencegahan penyebaran COVID-19, bukan sebagai tes final yang dapat disimpulkan bahwa seseorang positif virus corona atau tidak. “Rapid tes untuk melihat tren atau mapping, bukan final. Seperti lab (laboratorium PCR) ini final. Kalau kecenderungan positif di rapid test, maka akan dikonfirmasi ke sini (laboratorium PCR) disini akan menentukan nanti,” katanya.

Lihat juga...