Duku dan Durian Masih Jadi Primadona di Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Saat buah duku dan durian asal wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mulai berkurang, warga kembali bisa menikmati buah tersebut.

Haryoto, petani di Dusun Way Harong, Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Ketibung, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut, panen duku masih berlangsung di wilayah itu. Selain duku sebagian pekebun masih bisa memanen buah durian.

Haryoto, salah satu pemilik kebun duku di Dusun Way Harong Desa Rangai Tritunggal Kecamatan Ketibung Lampung Selatan memetik buah duku untuk dijual ke pengepul, Sabtu (11/4/2020) – Foto: Henk Widi

Buah duku (Lansium domesticum) menjadi hasil primadona desa yang ada di perbukitan tersebut. Hampir setiap petani memiliki minimal sekitar 10 pohon duku. Masa panen buah duku menurutnya mulai berlangsung sejak akhir Maret hingga akhir April mendatang.

Pemanenan secara bertahap dilakukan karena satu tangkai buah duku tidak mengalami pematangan bersamaan.

Satu pohon duku yang rata-rata berusia puluhan tahun memiliki cabang yang banyak. Hasilnya dalam satu pohon ia bisa mendapatkan sekitar 400 hingga 600 kilogram duku matang.

Tanda duku matang menurutnya berupa kulit yang mulai menguning. Pemanenan dilakukan dengan cara memanjat, sogrok dan diberi waring agar buah tidak pecah saat terjatuh.

“Ada ratusan hektare lahan tanaman pohon duku yang ditanam tumpangsari bersama pohon durian, jengkol dan tanaman lain sehingga memberi hasil yang cukup lumayan bagi pemiliknya bisa memanen setiap tahun untuk sumber penghasilan,” terang Haryoto, saat ditemui Cendana News, Sabtu (11/4/2020).

Lihat juga...