IDEAS: Cegah Covid-19 Butuh Langkah Lebih Ekstrem dari PSBB
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS), menilai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodetabek, terlambat.
Peneliti IDEAS, Siti Nur Rosifah, mengatakan, semestinya dalam kondisi penyebaran dan peningkatan kasus pandemi Covid-19 yang terus meningkat hingga ratusan kasus per hari, sudah sewajarnya diterapkan kebijakan lebih lanjut yang signifikan, dengan menetapkan karantina wilayah sesuai mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan.
Menurutnya, jika dilihat dari pola penyebaran Covid-19 di Indonesia, saat ini seluruh provinsi sudah terinfeksi virus tersebut.
“Artinya, dibutuhkan langkah-langkah ekstrem atau karantina lokal yang lebih ketat dan tegas untuk mencegah ledakan peningkatan kasus di berbagai daerah, terutama yang memiliki kepadatan dan mobilitas penduduk yang tinggi, seperti di kota-kota metropolitan,” kata Siti, dalam diskusi online bertajuk ‘Menahan Ledakan Covid-19: Menahan Pandemi’ di Jakarta, Senin (13/4/2020).
IDEAS berpendapat, bahwa Jabodetabek yang menjadi episentrum pandemi Covid-19 secara umum memiliki kesiapan ekonomi untuk menjalani karantina wilayah. “Sehingga dampak ekonomi dari karantina wilayah dapat diminimalkan,” ujarnya.
Daerah metropolitan Jawa, khususnya Jabodetabek, memiliki persentase pekerja sektor formal tertinggi di Indonesia. Sehingga penurunan pendapatan masyarakat secara drastis adalah rendah sepanjang tidak terjadi pemutusan hubungan kerja.
Jabodetabek juga memiliki persentase paling tinggi untuk pekerja yang bekerja di sektor jasa, seperti jasa keuangan, perusahaan, pendidikan, hingga administrasi pemerintahan. Hal ini membuat skenario peliburan tempat kerja akan lebih mudah dilakukan.