Intelijen Amerika di Balik Pak Harto Berhenti
OLEH: NOOR JOHAN NUH
Dengan penuh konsistensi melaksanakan cita-cita para pendiri bangsa, Pak Harto menunjukkan tekad baja dan kehendak yang kuat dalam melaksanakan tugas yang hampir mustahil untuk dilakukan. Mengubah Indonesia yang miskin, terpuruk, terpecah-belah secara kultural dan politik, menjadi negara yang bersatu—tercatat sebagai sejarah sukses luar biasa dan teladan yang memukau bagi negara berkembang lainnya.
Wajah keterbelahan bangsa Indonesia hari ini secara politik, ideologi dan indentitas adalah musabab dari pengingkaran cita-cita pendiri bangsa yang termaktub di dalam Undang-undang Dasar 1945 Proklamasi—yang diamandemen secara ugal-ugalan pada tahun 1999-2002.
Keberhasilan Pak Harto dalam pembangunan bangsa ini secara berkesinambungan, terencana, dan terukur—membuat Indonesia mendapat julukan sebagai “Macan Asia”, bersama dua negara lain-nya yaitu Korea Selatan dan India, yang juga mencapai pertumbuhan pada kisaran 7 sampai 9%.
Sayangnya, kini Korea Selatan dan India sudah menjadi negara industri, sedangkan Indonesia masih disibukkan dengan berbagai masalah di dalam negeri yang rumit, kompleks dan semrawut.
Sesuatu yang Memang Dia Kubur untuk Dirinya Sendiri
MENGENAI SEJARAH atau biografi Pak Harto secara utuh telah ditulis dalam beberapa buku. Tidak kurang dari empat buku biografi ditulis tentang Pak Harto. Pertama, The Smiling General oleh OG Roeder. Kedua, Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya oleh Ramadhan KH dan G Dwipayana. Ketiga, Suharto, A Political Biography oleh RE Elson. Keempat, The Life and Legacy of Indonesia’s Second President oleh Retnowati Abdulgani Knapp. Dan lebih dari 100 buku menuliskan tentang Pak Harto dari berbagai sudut pandang.