Intensitas Lalu Lintas di Bandung Raya Menurun Drastis

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil, bersama Forkompimda meninjau titik pengamatan di kawasan perbatasan lima daerah Bandung Raya pada hari pertama penerapan PSBB, Rabu (22/4/2020) – Foto Ant

BANDUNG – Hasil peninjauan di titik-titik tertentu, intensitas lalu lintas di kawasan Bandung Raya menurun drastis, saat hari pertama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung Raya, Rabu (22/4/2020).

“Laporannya, jumlah pengguna lalu lintas menurun drastis. Kami monitor di Jabodetabek selang berapa hari itu kembali (ramai) lagi, makanya kita harus konsisten,” ujar Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil atau Emil, usai meninjau titik-titik pengamatan di lima daerah Bandung Raya pada hari pertama pemberlakuan PSBB, Rabu (22/4/2020).

Kelima titik yang dipantau adalah, gerbang tol Pasteur Kota Bandung, Jalan Amir Mahmud Kota Cimahi, gerbang tol Padalarang Kabupaten Bandung Barat, terowongan tol Kopo Kabupaten Bandung, dan perbatasan Bandung-Jatinangor Kabupaten Sumedang.

Untuk menghindari kelonggaran disiplin, kepala daerah dan kapolres harus memberlakukan pembagian jam kerja. “Saya titip juga Pak Bupati, Pak Kapolres, (penjagaan checkpoint) jangan hanya siang. Justru banyak laporan kalau di Jabodetabek itu malam jadi ramai lagi, jadi mungkin dibikin shift saja,” katanya.

Selain itu, aparat setempat diimbau terus mengecek dua hal, yakni protokol kesehatan dan niat berkegiatan. Protokol kesehatan mengharuskan masyarakat yang keluar rumah untuk memakai masker dan menjaga jarak aman dalam kendaraan. Sedangkan niat berkegiatan, sudah diatur delapan sektor yang dikecualikan pada PSBB yakni kesehatan, pangan, logistik, penyedia kebutuhan retail, komunikasi, energi, keuangan dan perbankan, serta industri strategis.

Tujuan pemberlakukan PSBB di Bandung Raya adalah untuk menurunkan tren penyebaran COVID-19. Berdasarkan tes masif sebanyak 0,6 persen dari jumlah penduduk daerah PSBB, akan diketahui lokasi penyebaran virus yang harus dilokalisasi.

Lihat juga...