Kenaikan Harga Bahan Pangan Terkendali, Inflasi Jateng Rendah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Pada bulan Maret 2020, Jateng mencatat inflasi sebesar 0,02% month to month (mtm). Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi yang terjadi pada Februari 2020 sebesar 0,44% (mtm). Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng tersebut, sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia.
“Rendahnya inflasi di Jateng, pada triwulan pertama tahun 2020 didorong oleh terkendalinya kenaikan harga bahan makanan, disertai penurunan harga beberapa kebutuhan sekunder,” papar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Jateng, Soekowardojo, di Semarang, Rabu (8/4/2020).
Dipaparkan, kelompok komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap meredanya tekanan inflasi Maret 2020 yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mencatatkan deflasi sebesar 0,27% (mtm).
“Sejalan dengan itu, dua kelompok komoditas lain yaitu kelompok informasi, komunikasi, jasa keuangan serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,07% (mtm) dan 0,01% (mtm),” tambahnya.
Sementara, Kepala Grup Advisor dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Jateng, Iss Savitri Hafid menambahkan, perlambatan laju inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama bersumber dari deflasi yang terjadi pada sub-kelompok Makanan sebesar 0,44% (mtm).
“Beberapa komoditas utama pada kelompok ini mengalami deflasi, diantaranya cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih. Deflasi cabai merah dan cabai rawit tercatat masing-masing sebesar 25,84% (mtm) dan 13,26% (mtm), diikuti oleh bawang putih sebesar 3,45% (mtm),” tandasnya.
Dipaparkan, penurunan harga pada ketiga komoditas ini didorong oleh faktor melimpahnya pasokan. Saat ini, produksi cabai merah meningkat sebesar 11% (mtm), sementara cabai rawit meningkat sebesar 67% (mtm) , dan diperkirakan akan terus meningkat hingga pertengahan April saat memasuki puncak panen cabai di Jateng.