MAM Lakitan Terapkan Pola Belajar Hafalan Quran di Alam Terbuka
Editor: Koko Triarko
“Walau demikian, kekurangan sarana dan prasarana masih dirasakan, terutama ruang labor, bahasa, komputer, dan ruang majelis guru,” tegasnya.
Juga masih ada kekurangan ruangan, yakni ruang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan 38 staf pengajar lainya, termasuk bagian tata usaha, terpaksa berbagi dalam satu ruangan.
“Namun, kondisi itu tidak menurunkan semangat dan motivasi kami untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran siswa,” akunya.
Dijelaskan Yalma, salah seorang siswa yang telah hafidz Quran 30 juz adalah Hazi Malaksar, siswa kelas 3 jurusan Agama Islam.
“Kemampuannya melakukan hafalan Quran memang sangat bagus dibanding rekan lainnya. Bahkan, dia juga mampu memberikan semangat dan motivasi bagi yang lain. Sehingga di antara temannya juga ada yang sudah hafizd, seperti Jumaidul 20 juz, Heja Febra 17 juz, dan Suci Mutia sebanyak 10 juz pula,” terangnya.
Hazi Malaksar pun mengakui hal tersebut. Ia bahkan berharap sekolah itu bisa dijadikan pilihan bagi para tamatan sekolah menengah pertama untuk melanjutkan ke tingkat atas.
“Penerapan pola belajar di alam terbuka atau oudbound, ternyata memberikan nilai tambah dalam menghilangkan kejenuhan karena rutinitas belajar setiap hari,” katanya.
Dijelaskannya, bahwa bergabung sebagai santri di Pesantren Hairatul Hasanah yang dimiliki oleh sekolah itu, membuat dia bersama teman lainya tidak memiliki waktu bermain yang banyak.