Masker Berbahan Tenun Ikat di Kediri Banjir Pesanan
KEDIRI – Perajin tenun ikat di Kota Kediri, Jawa Timur, Siti Ruqoyah sukses memanfaatkan peluang usaha di tengah merebaknya virus corona (COVID-19). Dia memproduksi masker berbahan tenun ikat, yang mendapat respon bagus dengan masuknya pesanan dalam jumlah besar.
Siti, yang sehari-harinya merupakan pengusaha tenun ikat mengaku, sebelumnya sempat khawatir tidak dapat memberikan penghasilan bagi pekerjanya. Namun, kini dia cukup kewalahan memenuhi pesanan.
Termasuk dari dari Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar. “Banyak yang berminat. Wali Kota Kediri memesan 8.000 lembar masker berbahan kain tenun ikat untuk dibagikan kepada warga,” kata Siti, di Kediri, Rabu (8/4/2020). Ia merasa senang, anjuran pemerintah agar masyarakat menggunakan masker saat di luar rumah membuat permintaan masker meningkat.
Pada awal memproduksi masker, Siti mencoba untuk berinovasi agar tetap produktif di tengah lesunya bisnis tenun ikat Kediri. “Sudah tiga pekan ini tidak ada pembeli sama sekali. Sementara saya tidak mungkin tidak menggaji penenun, dan saya akan terus mempertahankan mereka untuk tetap berproduksi agar tetap bisa makan,” kata Siti.
Siti setidaknya harus mengeluarkan uang minimal Rp20 juta per pekan, untuk menggaji penenun. Jumlah itu biasanya bisa tertutup dengan hasil penjualan kain tenun. Namun ketika tak ada pembeli, ia terpaksa mengambil tabungan yang mulai tandas. Situ pun memutar otak dengan mencoba memproduksi beberapa lembar masker dari sisa kain tenun ikat miliknya yang bermerek Medali Emas itu.
Namun di luar dugaannya, animo masyarakat sangat luar biasa, karena masker dari tenun ikat memiliki khas tersendiri. Ada unsur tradisional dari sisi bahan maupun coraknya. Kini, selain pesanan dari Wali Kota Kediri, pesanan juga banyak dari berbagai instansi lain, masing-masing dalam jumlah ribuan masker.