Pembangunan Observatorium Nasional Timau Sudah 50 Persen
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pembangunan Observatorium Nasional Timau, dinyatakan sudah memasuki tahapan 50 persen. Dan pada tahun ini, teleskop dijadwalkan akan sampai ke Indonesia.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menyatakan pembangunan fasilitas Observatorium Nasional yang sudah dimulai sejak tahun 2019 itu sudah memasuki 50 persen.
“Targetnya itu selesai di tahun 2020 ini, namun ada potensi terlambat karena kondisi darurat COVID-19,” kata Thomas saat dihubungi, Senin (20/4/2020).
Ia menjelaskan bahwa alasan mengapa proyek senilai Rp300 miliar ini dibangun di Timau, salah satunya adalah karena jumlah hari cerah wilayah NTT paling tinggi di antara wilayah lain di Indonesia.
“Selain itu, Gunung Timau juga masih minim polusi cahaya. Walaupun masih dalam jangkauan yang tidak terlalu jauh dari kota. Selain itu, pembangunan Observatorium Nasional ini diharapkan mampu mempercepat pemberdayaan kawasan timur Indonesia,” ujarnya lebih lanjut.
Thomas menyebutkan bahwa saat ini bangunan dasar kubah sudah siap di Kupang. Namun terkendala jalan untuk pemasangan di lokasi Gunung Timau.
“Kita targetkan segera tuntas. Teleskop berdiameter 3,8 meter yang kita pesan dari Jepang, rencananya akan datang pada pertengahan tahun ini,” ungkapnya.
Terkait, pemesanan teleskop ini, Thomas menyatakan saat ini memang sangat jarang pembuat teleskop berukuran besar. Karena itu Indonesia memesan dari Jepang.
“Tapi untuk pekerjanya, mayoritas dilakukan oleh SDM Indonesia. Yaitu dari LAPAN, ITB dan Universitas Nusa Cendana. Hanya untuk peralatan impor saja, yang masih menggunakan tenaga Jepang,” ujarnya lagi.