Pembudidaya Rumput Laut di Lamsel Kesulitan Jual Hasil Panen

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pembudidaya rumput laut putih atau Eucheuma Spinosum mengalami kesulitan penjualan hasil panen. Meski hasil panen melimpah pada pertengahan April tahun ini, pembudidaya terpaksa menyimpan hasil panen.

Mardiun, salah satu pembudidaya menyebut memilih menyimpan rumput laut yang telah dikeringkan. Proses pengeringan dengan cara fermentasi alami dilakukan agar rumput laut tahan lama.

Sesuai dengan prediksi masa tanam awal tahun, panen akan disediakan untuk bulan Ramadan. Namun imbas Corona Virus Disease (Covid- 19) hasil panen tidak bisa dijual. Sejumlah pelanggan dominan pemilik usaha kuliner memilih tidak berjualan pada Ramadan tahun ini. Meski awal Ramadan akan mulai pada 24 April mendatang sepekan sebelumnya ia tidak mendapat permintaan.

Mardiun menyebut permintaan dari masyarakat menurutnya dominan untuk konsumsi sendiri. Padahal tahun sebelumnya rumput laut spinosum jadi bahan favorit pembuatan hidangan minuman berbuka puasa (takjil).

Adanya imbauan tidak melakukan keramaian yang berpotensi terjadi pada pasar takjil mempengaruhi penjualan rumput laut. Beruntung rumput laut kering bisa disimpan dalam waktu lama.

“Prediksi akan memperoleh keuntungan dekati awal Ramadan kami justru mendapat kerugian karena tidak bisa menjual rumput laut dalam jumlah banyak. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus menutupi biaya modal dan operasional,” terang Mardiun saat ditemui Cendana News, Kamis (16/4/2020).

Mardiun yang dibantu anak-anak dan keluarganya menanam rumput laut memanfaatkan ratusan jalur. Jalur tambang sepanjang rata-rata 40 meter menurutnya bisa menghasilkan satu kuintal rumput laut basah.

Lihat juga...