Pemprov Jateng Dorong Kabupaten/Kota Produksi Masker
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Pemprov Jateng mendorong 35 kabupaten-kota, untuk mampu memproduksi masker secara mandiri lewat Gerakan 35 Juta Masker. Caranya, dengan memperdayakan kalangan industri hingga UMKM, untuk membuat masker.
“Kita gerakkan ekonomi Jateng melalui Gerakan 35 Juta Masker ini. Coba bayangkan, seluruh penjahit, pengusaha konveksi, balai latihan kerja (BLK), ibu PKK, hingga mereka yang sekarang tidak bekerja, kita latih dan berdayakan membuat masker murah. Tentu dampaknya sangat bagus,” papar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (6/4/2020).
Dirinya pun mewajibkan semua warga Jateng untuk memakai masker, untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan Covid-19. “Tapi ini masker kain ya, bukan masker bedah atau N95 karena itu untuk tenaga medis,” lanjutnya.
Gerakan 35 Juta Masker, menurut Ganjar, menjadi simbolisasi bahwa 35 kabupaten kota di Jateng serentak memproduksi masker besar-besaran. Tidak hanya itu, gerakan tersebut juga untuk melawan para pedagang masker yang semena-mena menetapkan harga tinggi.
“Masker kain harganya lebih murah antara Rp2000 hingga Rp3000, tapi memenuhi standar kesehatan. Dua lapis, yang bisa diberi tambahan tisu atau kain kasa, sehingga tidak tembus,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga mendorong agar setiap warga mematuhi kebijakan pemerintah, termasuk menjaga jarak, tidak berkerumun, sering mencuci tangan dengan sabun, hingga memakai masker. “Mereka yang keluar rumah harus pakai masker, dengan cara itu maka bisa melindungi. Tolong ini dipatuhi,” imbuhnya.
Ganjar juga menegaskan sudah membuat satu protokol agar peraturan itu ditaati, dengan berbagai pertimbangan, termasuk sosial dan ekonomi. “Jika pemerintah pusat menetapkan pembatasan sosial berskala besar dengan darurat sipil, kita sudah siap melaksanakan dalam menjalankan kebijakan itu,” pungkasnya.