Pengeboman Ikan di Pantura Flores Masih Terjadi
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Aksi pengeboman ikan yang menyebabkan kerusakan terumbu karang masih sering terjadi di perairan pantai utara Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) baik di wilayah pesisir maupun di tengah laut.
Akibat ulah pengebom tersebut, nelayan kesulitan mendapatkan ikan karang atau demersal apalagi bakau pun mulai banyak yang mati ditebang serta tidak ada penanaman kembali dalam jumlah besar.
“Hampir semua wilayah perairan pantai utara Flores terumbu karangnya rusak terutama di wilayah pesisir pantai,” ujar Ruslan salah seorang nelayan Kabupaten Sikka, Rabu (15/4/2020).
Ruslan menyebutkan, wilayah pantai utara kabupaten Sikka, Ende maupun Nagekeo banyak sekali karang di pesisir pantai rusak akibat pengeboman ikan serta penggunaan potasium yang mematikan karang.
Dirinya menilai pengawasan laut masih lemah serta sikap masyarakat yang apatis membuat para pengebom bebas melakukan aksinya karena mudah mendapatkan ikan dalam jumlah banyak.
“Kalau sedang banyak ikan mereka membiarkan ikan-ikan kecil mati dan mengambang. Mereka hanya mengambil ikan-ikan berukuran besar dan harganya tergolong mahal,” ujarnya.
Ruslan mengaku sering menjumpai para pengebom karena mereka selalu jalan bergerombol 2 sampai 4 kapal dan menggunakan sampan-sampan untuk mengambil ikan hasil bom.
Terkadang saat sedang memancing di pantai utara Ende, dirinya sering menjumpai para pengebom yang sedang beraksi dan memanggil dirinya untuk mengambil sisa ikan yang mati akibat pengeboman.
“Saya sering sekali bertemu mereka saat sedang beraksi. Kadang mereka panggil untuk mengambil ikan yang mati dan dibiarkan saja terapung di laut karena mereka hanya memilih ikan yang berukuran besar dan harga jualnya mahal,” terangnya.