Pesanan Masker Meningkat, Berkah Para Penjahit di Ketapang

Editor: Makmun Hidayat

Memberdayakan penjahit untuk menyelesaikan pesanan masker diakuinya menjadi cara membantu sumber pemasukan. Sebab sepinya permintaan pembuatan seragam sekolah dan pakaian membuat omzet penjahit menurun. Pesanan pembuatan masker kain jenis katun,tessa menjadi sumber penghasilan tambahan saat pesanan pakaian kosong. Langkah tersebut sekaligus memberdayakan penjahit di pedesaan.

“Memanfaatkan bahan kain dan keahlian menjahit produksi masker yang dihasilkan memiliki nilai jual dan membantu masyarakat yang sulit mencari masker,” cetus Linawati.

Linawati yang dibantu oleh rekannya bernama Hermasrianti menyebut penjahit rata rata bisa membuat 100 masker dalam sehari. Selain pesanan untuk memenuhi kebutuhan donatur luar negeri, masker juga sebagian dijual untuk kebutuhan masyarakat. Sebab bagi warga di pedesaan,masker memiliki fungsi untuk mencegah debu ketika masa panen padi dan jagung.

Setiap masker kain yang telah jadi dikemas dalam satu kemasan berisi satu lusin masker kain. Masker kain diakuinya cukup diminati masyarakat yang sulit memperolehnya di apotek. Ia menjual masker dengan harga satuan Rp8.000. Bagi penjahit ia membeli masker dengan perhitungan bahan baku dan ongkos produksi sehingga masih memberi keuntungan.

Iis Sartika, salah satu penjahit di Desa Sidodadi,Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan yang ikut menyelesaikan pesanan masker dari jenis kain tessa untuk pencegahan virus corona, Kamis (2/4/2020). -Foto Henk Widi

Iis Kartika, salah satu penjahit di Desa Sidodadi, Kecamatan Ketapang menyebut diajak oleh Linawati membuat masker. Sehari wanita yang belasan tahun menekuni usaha menjahit itu bisa menyelesaikan sebanyak 100 masker kain. Dua pekan membuat masker, ia menyebut kendala yang dihadapi berupa sulitnya memperoleh karet. Jenis karet elastis ukuran 3 milimeter dipakai untuk mengaitkan masker dengan telinga.

Lihat juga...