Balai Latihan Kerja Perlu Diperbarui
JAKARTA – Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, meminta pemerintah memperbarui balai latihan kerja (BLK) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
“Jumlah balai latihan kerja di Indonesia mencapai sekitar 300 balai, harusnya ini yang diperbarui atau ditingkatkan, karena balai-balai latihan kerja ini yang paling konkret,” ujarnya, dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Menurut Bhima, banyak materi di BLK sudah mendapatkan masukan dari para pelaku usaha serta industri, sehingga sertifikatnya bisa dipakai langsung untuk melamar kerja.
Selain itu, balai-balai latihan kerja ini juga memiliki peranan penting dalam menyukseskan pelatihan offline, yang awalnya terdapat dalam program Kartu Prakerja.
“Kalau perlu pelatihan yang bersifat offline atau tatap muka didahulukan sebelum pelatihan online digelar, seperti pelatihan-pelatihan yang memerlukan skill langsung dengan instruktur, yakni membuka bengkel atau cara-cara bekerja di industri furnitur,” katanya.
Lebih lanjut Bhima mengatakan, pelatihan-pelatihan seperti ini tentunya membutuhkan praktik menggunakan alat atau mesin yang disediakan oleh balai latihan kerja.
Sebelumnya, peneliti ketenagakerjaan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nawawi Asmat, mengatakan BLK di tingkat provisi harus terintegrasi dengan kebutuhan industri untuk penyiapan tenaga kerja Indonesia yang dibutuhkan.
Menurut dia, BLK juga harus terintegrasi dengan peta potensi dan penyediaan tenaga kerja di setiap daerah.
BLK berperan penting dalam pembangunan sumber daya manusia unggul di Indonesia, dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja Indonesia. (Ant)