Banjir Rob Akibatkan Pembudidaya Udang Vaname di Lamsel, Rugi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Imbas banjir rob yang terjadi sejak Sabtu (23/5/2020) hingga puncaknya Rabu (27/5/2020) berpengaruh pada sektor pertambakan.
Sejumlah pembudidaya udang vaname di pesisir timur Lampung Selatan (Lamsel) merugi imbas limpasan rob. Somad, pembudidaya udang vaname menyebut, terpaksa melakukan panen parsial saat memasuki usia dua bulan.
Somad menyebut normalnya udang vaname bisa dipanen usia tiga bulan, namun rob membuat tambak limpas. Limpasan air rob berasal dari kanal yang terhubung dengan sungai Way Sekampung. Saat rob air laut mengalir ke hulu akibat gelombang pasang kanal meluap. Potensi limpas membuat udang terlepas ke kanal.
Sebagai antisipasi kerugian lebih besar, Somad menyebut melakukan proses pemasangan waring. Jaring khusus yang dijadikan pagar menghindari udang vaname miliknya terbawa arus. Sebab fenomena rob air laut berlangsung dominan siang hingga sore dan akan surut pada pagi hari.
“Panen parsial memakai jaring dilakukan petambak yang memiliki lahan di dekat sungai Way Sekampung maksimal berjarak satu kilometer masih bisa terdampak karena banjir rob tahun ini cukup tinggi airnya,” terang Somad saat ditemui Cendana News, Kamis (28/5/2020).
Warga Dusun Umbul Besar Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi itu mengaku memanen rata-rata satu kuintal per hari. Proses pemanenan dilakukan secara parsial setiap hari untuk menekan kerugian. Sebab saat banjir rob tahun sebelumnya ia gagal panen karena limpasan air. Normalnya bisa memanen satu ton perlahan tambak ia hanya menanen sekitar lima kuintal.
Potensi kerugian petambak udang vaname tradisional diakuinya cukup tinggi. Sebab saat banjir rob air tambak bisa sejajar dengan kanal. Proses pembuangan air tambak ke kanal akan sulit meski mempergunakan mesin alkon penyedot air. Pemanenan parsial jadi solusi aman agar udang tetap bisa dipanen meski hasil tidak maksimal.