Butuh Mekanisme Tepat untuk Jaga Potensi Kayu Gaharu Indonesia
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BOGOR – Kayu Gaharu merupakan salah satu komoditas berharga mahal. Keberadaannya sudah menjadi salah satu tanaman langka karena ketidaktahuan para pencari gaharu dalam melestarikan pohon ini.
Kepala R&D Taman Buah Mekarsari, Azis Natawijaya, menjelaskan, bahwa pohon penghasil kayu Gaharu adalah pohon Aquilaria.
“Ada dua genus sebenarnya, Aquilaria dan Gyrinops. Kalau Gyrinops itu adalah Gaharu Buaya,” kata Azis saat ditemui di salah satu kebun Taman Buah Mekarsari, Minggu (17/5/2020).
Tapi kalau Gaharu yang biasa diperdagangkan, adalah dari Aquilaria yang memiliki banyak jenis dan semuanya merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara.
“Jenisnya ada Microcarpa yang memiliki buah sangat kecil, ada Filaria yang buahnya kecil, yang buahnya besar itu Macrocarpa, ada Hirta, ada yang asli Thailand itu Crassna. Pembagiannya itu didasarkan pada karakteristik buah,” paparnya.
Kayu Gaharu sendiri, lanjutnya, merupakan kayu gubal yang sakit akibat serangan jamur atau penyakit lainnya. Sehingga menyebabkan kayu itu rusak.
“Serangan penyakit ini, ada yang bisa menyebabkan kayu gubal itu berubah menjadi kayu Gaharu yang memiliki aroma wangi. Tapi ada juga yang pohonnya menjadi sembuh. Dan tidak berubah menjadi kayu Gaharu. Atau jika terlalu parah, ya jadi mati,” ujarnya.
Timbulnya aroma wangi ini, menurut Azis, karena ada reaksi dari Phytoaleksin yang merupakan senyawa pada tanaman yang bereaksi pada serangan penyakit biotik.