Dampak Covid-19, Harga Ikan di NTT Menurun Drastis

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Pandemi Covid-19 membuat nelayan dan petambak ikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kerugian dan terancam kehilangan pendapatan akibat merosotnya harga jual ikan.

Menurunnya pendapatan nelayan ini juga dipengaruhi oleh harga ikan di pasar lokal yang jatuh karena banyak masyarakat juga pendapatannya menurun dan banyak yang tidak ke pasar guna menghindari kerumunan orang.

“Kalau nelayan plasma yang bekerjasama dengan perusahaan ekspor khusus ikan tuna dan cakalang memang belum mengalami kendala. Harga ikan di perusahaan tetap stabil,” kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ir. Ikram M. Sangadji, M.Si, Senin (4/5/2020).

Ikram katakan, penawaran dan permintaan pasar ikan pelagis berbeda dengan ikan demersal. Pendapatan nelayan pelagis khususnya ikan  cakalang dan tuna pendapatannya belum mengalami penurunan.

Ikram M.Sangadji, Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang saat ditanyai, Senin (4/5/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Menurut Ikram, nelayan yang memiliki plasma tetap pada perusahaan penampungan di kota Kupang masih menjual ikan ke perusahaan dengan harga pada kisaran Rp11 ribu sampai Rp12 ribu per kilogramnya.

“Kalau nelayan penangkap tuna dan cakalang yang tidak masuk plasma mereka menjual di pasar lokal. Harga ikan tuna dan cakalang untuk ukuran 4 kilogram biasanya dijual Rp90 ribu sampai Rp100 ribu tapi kini harganya merosot hampir setengahnya,” tuturnya.

Banyak ikan tuna dan cakalang kata Ikram yang dijual antara Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per ekornya di pasar lokal dan itu pun sulit sekali terjual apalagi dalam jumlah banyak sehingga terkadang harganya diturunkan.

Lihat juga...